LOMBOK COMMUNITY

WELLCOME TO BAJANG LOMBOK

Mengenai Saya

Senin, 19 Oktober 2009

Isu Dalam Agama dan Sains

RANGKUMAN ISU DALAM AGAMA DAN SAINS

RANGKUMAN

Pada bab ini kami telah menjabarkan lima topic tentang perkembangan dari “Dunia Drama” abad pertengahan sampai “Dunia Mesin” Newtonian> Kini dari penjelasan ini kami merangkum lima sumber konflik utama antara ilmu pengetahuan dan agama selama periode perkembangan tersebut, dan berusaha membedakan isu-isu yang merupakan produk kondisi jangka pendek dari produk yang kepentingannya berkelanjutan.

1. Metode Dalam Ilmu Pengetahuan. Pada saat meninjau abad pertengahan, Galileo dan Newton, kami mulai dari “penjelasan berdasarkan tujuan” kemudian “Matematika dan Observasi” dan “Eksperimen dan Teori”. Penitikberatan pada tujuan selama berabad-abad telah mengalihkan perhatian dari sebab mekanis dan menghalangi pertumbuhan karakteristik pendekatan ilmu pengetahuan modern. Pada abad ketujuh belas, kesuksesan luar biasa telah dicapai dengan pemusatan pada penjelasan deskriftif dan “efisien” bukannya sebab “akhir”. Teori dan eksperimen dihubungkan oleh konsep baru yang imajinatif; teori dan eksperimen tetap menjadi elemen dasar metodelogi ilmiah. Teori dianggap memberikan gambaran realitas secara harfiah (realisme naif), sebuah sudut pandang yang kemudian kami temui ditantang oleh banyak ahli filsafat ilmu pengetahuan kontemporer yang, dari sudut pandang fisika abad keduapuluhan, menekankan karakter selektif, abstraktif, dan simbolis konsep ilmiah, model dan teori.

Virtuosi mempercayai adanya tujuan ketuhanan di alam, tetapi secara benar meyakini tujuan Tuhan tidak berperan dalam penjelasan ilmiah. Generasi selanjutnya menyimpulkan bahwa penjelasan mekanik menghilangkan seluruh makana teologi; isu kembali menjadi akut selama kontroversi evolusi. Namun, kami tetap berpendapat bahwa ketika diungkapkan secara benar, analisis menurut istilah logis tidak digantikan oleh analisis menurut istilah ilmiah, karena ilmu pengethuan dan teologi pada dasarnya mengajukan jenis pertanyaan yang bebrbeda. Pada suatu masa yang didominasi oleh agama, kebebasan ilmu pengetahuan harus diytegakkan. Sekarang, pada masa yang didominasi ilmu pengetahuan, kebebasan agama harus ditegaskan. Dominasi ilmu pengetahuan atau agama, dan asumsi bahwa salah satu harus mengeluarkan yang lainnya, adalah sebagian produk kegagalan analisis karakteristik cara manusia mengathuai secra memadai. Persoalan dasarnya adalah: apa fungsi pembedaan jenis penjelasan, dan bagaimana struktur proses mengetahui? Apa saja kelebihan dan keterbatasan metode ilmu pengetahuan? Persoalan-persoalan inilah yang menjadi subjek bagian dua.

2. Karakter Alam. Fenomena alam berturut-turut dipandang sbebagai “sebuah hirarki kehidupan”, “partikel yang berrgerak” dan “Mesin yang taat hukum”. Kami berpendapat bahwa pandangan hidup atomisme yang mekanistik seharusnya dievaluasi sebagai penafsir filosofis bukannya sebagai kesimpulan ilmiah. Burtt mengatakan:“ Jika kami benar ketika kami menilai bahawa keyakian tidak realistisa pada kepentingan penyelamataan religius memainkan peran yang kuat dalam pembentukan hierarki realitas abad pertengahan, bukan hipotesis yang sama-sam masuk akal untuk anggapan bahwa keyakinan tidak realistis lainnya mendasari doktrin fisika modern awal yang ekstrim ini_ karena lebih mudahh mencapai reduksi alam menjadi sebuah system persamaan matematika dengan menganggap bahwa tidak ada kehidupan diluar pikiran manusia yang tidak bias direduksi, naturalis juga memberikan asumsi yang mendekati”

Kini, konflik agama bukan dengan ilmu pengetahuan itu sendiri tetapi dengan metafisika yang menghubungkan serangkaian konsep ilmiah dengan seluruh realitas. Prinsip matematika digunakan sebgai criteria pemilihan di antara elemen-elemen pengalaman yang menghubungkan karakteristik tersebut dengan duunia eksternal sebagai “kualitas primer” Kesuksesan kategori fisika menghasilkan kepercayaan bahwa segalanya dapat dijelaskan menurut kategori ini. Pada dasarnya, hal tersebut merupakan pandangan alam yang statis, yang tidak menimbulkan hal-hal baru dan fundamental.

3. Metode Dalam Teologi. Selama tiga periode kami menggunakan “Akal dan Wahyu” “Aristoteles, Kitab suci, dan Alam”. Dan Teologi Alam. Teologi al-kitab telah begitu menyatu dengan Aristotelianisme abad pertengahan sehingga orang-orang bereaksi menghadapi tantangan kosmologi Aristoteles seolah-olah tantangan tersebut merupakan tantangan terhadap agama Kristen. Reaksi tersbut mungkin merupakan sumber konflik terbesar pada masa Gallileo, tapi pada akhir abad tidak lagi menjadi isu utama. Namun isu tersebut mencerminkan masalah yang terus menerus muncul: bagaimana teknologi menggunakan dan menggabungkan filsafat dan ilmu pengethuan terbaik pada masa itu, seperti Aquinas menggunakan Aristoteles, n amun menghindari dostorsi pesan Kristen yang esensial dengan membuat system kaku yang menghalangi respon terhadap aliran intelektual baru?

Literalisme al-Kitab berkontribusi pada penghukuman Galileo oleh gereja katolik. Literalisme seperti itu juga ada dalam skolatisisme protestan, tetapi semakin berkurang di Eropa continental tidak pernah sedominan di Inggris. Namun, jenis konflik yang sama muncul lagi antara fundamentalisme dan teori evolusi. Isu dasarnya adalah apakah wahyu alkitab dipahami sebagai informasi pernyataan yang selalu benar dan mampu mendikte kesimpulan ilmiah ataukah bukan.

Tidak ada komentar: